Connect with us

Ekonomi

Keuntungan Menjanjikan Bisnis Online di Bulan Ramadan

Published

on

Fokusindonesia.com, Niagahoster, 4 April 2023 – Bulan Ramadan membuka banyak sekali peluang bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Tidak sedikit UMKM bar u yang mencoba peruntungan untuk mencoba ide bisnis di bulan Ramadan, dan hal tersebut pun dijamin menguntungkan karena, dikutip dari ukmindonesia.id  rata-rata nilai belanja konsumen meningkat setidaknya 13 persen selama Ramadan dibandingkan dengan bulan lainnya.

Ide bisnis saat bulan Ramadan amatlah beragam dan terkadang justru membuat bingung para pelaku usaha untuk memilih bisnis yang paling laku dan diminati masyarakat. Bisnis kuliner menjadi salah satu yang paling menjanjikan karena aktivitas berpuasa yang membuat kebanyakan orang ingin mencoba beragam makanan dan minuman.

Bisnis kuliner di bulan Ramadan bisa beragam jenisnya. Dari mulai menjual takjil berupa gorengan dan kue, kue lebaran, makanan ringan, frozen food, katering, kafe, hampers, hingga bumbu siap masak. Setiap jenis pun memiliki pasar masing-masing yang menguntungkan.

Dikutip dari blog Niagahoster, UMKM tidak perlu khawatir dalam memulai ide jualan di bulan Ramadan. Pasalnya, perubahan perilaku konsumen pada bulan Ramadan cukup drastis. Belum lagi dengan masyarakat yang sudah semakin nyaman berbelanja online di era digital, memasarkan produk secara online pun terbukti lebih mudah dan menguntungkan tanpa perlu menyewa toko.

Peran Besar UMKM pada PDB

UMKM berperan besar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) hingga sebesar 60,51 persen. Kontribusi besar tersebut mendorong pemerintah untuk terus mendukung UMKM untuk tumbuh dan berkembang dengan memberikan penguatan ekosistem UMKM dan mempercepat transformasi UMKM ke ekosistem digital.

“Pemerintah memberikan kemudahan perizinan, insentif fiskal, sertifikasi, iklim usaha yang sehat, pembayaran digital, dan perlindungan data pribadi pada UMKM,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, lewat siaran pers.

Dilansir dari blog Niagahoster, hampir seluruh usaha kreatif yang bisa dilakukan di bulan Ramadan dapat dipromosikan secara online. Hal tersebut juga yang terus didorong dan dikembangkan oleh pemerintah, yaitu akselerasi UMKM ke dalam ekosistem digital.

Dengan dukungan pemerintah, tentunya UMKM bisa lebih berkembang dan leluasa untuk memasarkan produk yang dijual. Memanfaatkan media sosial untuk menjangkau target pasar yang lebih luas memang bisa dilakukan, namun promosi melalui website memiliki banyak keuntungan yang tidak diberikan oleh media sosial.

Pedagang Baju pun Meraup Untung Besar Saat Ramadan

Tidak hanya UMKM dengan usaha yang bergerak di beragam jenis kuliner, UMKM yang menjual pakaian pun meraup untung besar saat Ramadan. Terutama baju muslim yang bisa dikenakan saat momen Idul Fitri. Berdasarkan data Google Trends yang dihimpun oleh Niagahoster, pencarian baju muslim meningkat pesat saat menjelang Lebaran.

Kesempatan itu bisa menjadi opsi bagi pedagang pakaian bekas dari hasil impor ilegal yang sempat ramai beberapa waktu yang lalu. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah berusaha untuk melindungi para produsen UMKM di sektor tekstil dan produk tekstil dengan melarang impor ilegal pakaian bekas.

“Para pedagang pakaian bekas dari hasil impor ilegal yang terdampak dapat beralih dari menjadi reseller pakaian impor ilegal menjadi reseller pakaian brand lokal. Mereka dapat bekerja sama dengan UMKM Indonesia untuk menjual brand-brand lokal,” ujar Menteri KemenKopUKM, Teten Masduki.

Jika pelaku UMKM mempelajari dan memperhatikan perilaku konsumen di bulan Ramadan dengan baik, keuntungan besar pun akan mudah diraup. Misalnya, dengan membuat promo Ramasan yang sangat diminati konsumen. Bahkan, menurut Google, pencarian diskon Ramadan sama tingginya dengan event diskon Black Friday. (Sum)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ekonomi

PT. Golden Prima Sukses Menyalurkan Pupuk Nonsubsidi/Alternatif ke Wilayah Indonesia Bagian Tengah

Published

on

By

Fokusindonesia.com, Jakarta – Disaat kelangkaan pupuk melanda negeri ini, membuat petani seluruh Nusantara memutar otak, bagaimana mendapatkan pupuk alternatif, selain pupuk subsidi, ironisnya banyak yang mengalami gagal panen.

Di momen seperti ini PT. Golden Prima Sukses, tidak tinggal diam, dan terus berupaya menyalurkan pupuk nonsubsidi/alternatif ke wilayah Indonesia bagian tengah, Lombok dan Sumbawa. Meskipun tahap pertama masih kapasitas puluhan ton, jika dibandingkan dengan kebutuhan pupuk petani puluhan ribu ton, di wilayah tersebut. Meskipun begitu langkah ini dirasa sangat membantu petani, apalagi petani wilayah Indonesia bagian tengah.

“Kami mengedukasi para petani agar petani tidak terlalu bergantung dengan urea, jika ada alternatif yang bisa dilakukan, dan tetap bisa menghasilkan panen yang baik”, kata pentolan PT. Golden Prima Sukses.

Dalam proses penyaluran pupuk non subsidi, PT. Golden Prima Sukses, tidak serta Merta berjalan mulus, ada beberapa pihak yang justru malah menghambat.Biarkan saja karena buah yang busuk akan jatuh dengan sendirinya.

Hal itu kami lewati, karena kami dididik keras dari kecil, dengan basic keluarga militer, meskipun begitu, tetap mengedepankan attitude dan kesopanan. Dengan niat tulus ikhlas dan berprasangka yang baik.

Dan bila perlu pupuk akan kami kirim lewat jalur udara, ke daerah-daerah atau pulau terpencil tanpa akses jalan yang tidak memungkinkan, karena dalam waktu dekat kami akan segera bekerja sama dengan PRIMKOPAL LANUDAL JUANDA yang sesuai dengan visi dan misi ketahanan pangan nasional, serta akan terus menambah jaringan dengan pihak-pihak terkait.” tambah Dirut PT. Golden Prima Sukses. (Sum)

Continue Reading

Ekonomi

Raup Laba di 2022, RUPS PJAA Putuskan Bagi Dividen Tunai

Published

on

By

Keputusan ini diambil setelah melihat kinerja yang cukup baik di 2022. PJAA berhasil membukukan laba bersih di 2022 sebesar Rp.152 Miliar atau naik sebesar 156% dari tahun 2021 yang membukukan rugi bersih Rp.275 Miliar. Hal ini didukung dengan pendapatan usaha sebesar Rp.957 Miliar yang naik 146% dari Rp.389,3 Miliar.

Winarto, Direktur Utama PJAA, mengungkapkan bahwa peningkatan ini merupakan imbas dari keberhasilan pemerintah dalam menangani pandemi dan juga upaya perseroan dalam melakukan transformasi menghadapi pandemi.

“Kondisi pandemi yang semakin membaik turut memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi Ancol dengan membantu meningkatkan jumlah kunjungan di 2022. Selain itu kami juga melakukan transformasi internal dengan meningkatkan profitabilitas seoptimal mungkin serta menjaga rasio-rasio keuangan sehingga kami bisa bangkit dari jurang kerugian dan berhasil membukukan laba.” ucapnya.

Seiring dengan pelonggaran yang diberikan pemerintah kepada aktivitas masyarakat, turut berimbas juga pada jumlah kunjungan wisatawan ke Ancol. Jumlah pengunjung naik 121% dari 3,52 juta orang ke 7,8 juta di akhir 2022. Hal ini juga diperkuat dengan inovasi yang dilakukan antara lain revitalisasi area Pantai Timur Ancol yaitu Symphony of The Sea yang sudah komplit 100%, kehadiran Water Dancing Fountain, PJAA juga lakukan rebranding dengan memperkenalkan logo baru Ancol Taman Impian pada Juli 2022 serta kehadiran Jakarta Bird Land pada November 2022.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengunjung dan para stakeholder yang telah memberikan kepercayaan serta dukungan kepada Ancol sehingga kami masih tetap bertahan bahkan kembali meraih keuntungan.”pungkasnya.

Jumlah liabilitas PJAA turun menjadi sebesar Rp.2,33 Triliun turun dari tahun sebelumnya sebesar Rp.2,93 Triliun. Sementara jumlah ekuitas naik menjadi Rp.1,54 Triliun dari Rp.1,49 triliun. Meskipun demikian, jumlah aset turun menjadi Rp.3,89 triliun dari Rp.4,42 triliun.

Tahun ini PJAA menargetkan pengunjung bisa meningkat 20% atau menjadi 9 juta orang dan pendapatan usaha bisa meningkat 15% atau mencapai Rp.1,1 Triliun. Demi bisa mencapai hal tersebut, PJAA selain tetap berfokus pada pengembangan sektor rekreasi juga mulai mengembangkan properti. Di bisnis rekreasi, berbagai program khusus akan dijalankan di tahun ini untuk menarik kunjungan ke Ancol seperti program tiket gratis setiap bulan, konser musik skala besar serta pertunjukkan bertema di semua unit-unit rekreasi.
Continue Reading

Ekonomi

Komunal: Indonesia’s Neo Rural Bank Pioneer, Fintech Startup Mendorong Inklusi Keuangan di Indonesia Melalui Digitalisasi BPR

Published

on

By

Fokusindonesia.com, JAKARTA, Sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) telah lama menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Kementerian Koordinator Bidang Pereekonomian RI dalam keterangannya pada Oktober 2022 lalu menyebutkan, jumlah UMKM mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha di Indonesia. Kontribusi UMKM terhadap PDB juga telah mencapai 60,5%. Lebih hebat lagi, sektor UMKM mampu menyerap hingga 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Sehingga peran penting UMKM terhadap perekonomian Indonesia tidak perlu diragukan lagi kontribusinya.

Meski demikian, sektor UMKM masih mengalami kesulitan dalam mengakses permodalan. Hal ini lantas menjadi salah satu faktor yang menyulitkan kemajuannya. Melihat permasalahan tersebut, Komunal sebagai perusahaan teknologi finansial bergerak cepat mencari solusinya. Komunal yang dipimpin oleh Founder dan CEO Hendry Lieviant lantas meluncurkan produk DepositoBPR by Komunal di bawah PT Komunal Sejahtera Indonesia pada 20 Agustus 2021.

Melalui produk DepositoBPR by Komunal yang notabene merupakan aplikasi marketplace deposito BPR pertama di Indonesia ini, Komunal menyediakan akses terhadap produk deposito dari 250 lebih BPR yang sudah dikurasi keamanannya oleh tim Komunal.

“Kami melihat financial gap yang besar di mana sektor UMKM memerlukan dukungan pendanaan. Sementara kami lihat BPR memerlukan dukungan modal untuk dapat menyalurkan permodalan kepada UMKM. Untuk itu kami luncurkan solusinya yakni dengan cara mendigitalisasi BPR dengan produk DepositoBPR by Komunal. Sehingga nasabah di seluruh Indonesia dapat dengan mudah menempatkan dana mereka di deposito BPR melalui aplikasi kami dan kemudian BPR dapat menyalurkannya kepada UMKM,” jelas Hendry dalam acara Press Conference Komunal: Indonesia’s Neo Rural Bank Pioneer, Fintech Startup Mendorong Inklusi Keuangan di Indonesia Melalui Digitalisasi BPR di kantor Komunal di Sampoerna Strategic Square Building, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (09/05/2023).

Keputusan untuk membantu UMKM melalui digitalisasi BPR pun dipandang Hendry sangat tepat. Sebabnya, berdasarkan pengamatan Komunal, mayoritas UMKM berada di kota-kota tier 2 dan 3, seperti halnya keberadaan BPR. Karena itu, dengan 6000 kantor cabang di seantero Indonesia, BPR dapat menjangkau UMKM dengan lebih efektif lantaran memiliki local presence yang kuat. Sehingga kerja sama Komunal dalam penyediaan teknologi digital untuk BPR telah menjadi simbiosis mutualisme, alias kerja sama yang saling menguntungkan.

“BPR telah beroperasi selama puluhan tahun di berbagai daerah dan memiliki local presence dan local knowledge yang kuat. Sehingga, bersama-sama BPR, Komunal yakin dapat menjadi tulang punggung dalam mengatasi kesenjangan inklusi finansial yang ada saat ini, khususnya yang dialami oleh UMKM kita,” jelas Hendry.

DepositoBPR by Komunal (PT Komunal Sejahtera Indonesia) sendiri merupakan aplikasi marketplace produk deposito pertama, dan hingga kini masih satu-satunya, ke lebih dari 250 BPR di Indonesia. “DepositoBPR by Komunal sering dikira bank, padahal merupakan platform kami yang mengumpulkan produk deposito bank-bank BPR pilihan pada satu aplikasi,” ungkap Hendry menerangkan mispersepsi publik yang kerap terjadi.

Peluncuran DepositoBPR by Komunal sendiri merupakan bagian dari Grand Strategy Komunal dalam mereposisi bisnisnya menjadi neo-rural bank, yakni perusahaan fintech yang pertama dan satu-satunya penyedia aplikasi marketplace deposito BPR di seluruh Indonesia.

“Dengan cara ini, kami menggabungkan best in class technology berupa keunggulan teknologi fintech Komunal dan strong local physical presence, yakni kehadiran 6000 kantor cabang BPR di seantero Indonesia yang memudahkan masyarakat dalam mendatangi kantor BPR manakala dibutuhkan,” jelas Hendry.

Selain itu, dengan aplikasi DepositoBPR by Komunal, diharapkan dapat meningkatkan porsi penyimpanan dana nasabah di BPR. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan, total dana tabungan dan deposito yang ditempatkan di bank komersial di Indonesia hingga akhir Desember 2022 mencapai 98%, sehingga hanya 2% yang ditempatkan di BPR. “Karena itu dengan hadirnya DepositoBPR by Komunal kami berharap dapat meningkatkan porsi tabungan dan deposito di BPR,” harap Hendry.

Hendry menerangkan faktor keamanan selalu menjadi fokus produk DepositoBPR by Komunal. Karena itu pihaknya melakukan seleksi ketat kepada BPR-BPR yang ingin bergabung, yaitu harus terdaftar sebagai peserta penjaminan LPS dan telah lolos kurasi yang ditetapkan oleh Komunal.

“Karena itu kami berani menetapkan tiga benefit DepositoBPR by Komunal, yakni; Lebih Untung dengan bunga yang lebih tinggi dari bank umum yakni hingga 6,75%; Lebih Aman karena telah kami seleksi dan kurasi serta dijamin LPS. Last but not least, Lebih Praktis karena sekali daftar di DepositoBPR by Komunal, nasabah bisa menyimpan dana di 250 BPR di seluruh Indonesia tanpa perlu mendatangi kantornya,” terang Hendry.

Sejauh ini Komunal telah melihat indikator positif dalam usahanya mendorong laju inklusi keuangan di Indonesia. Berbagai mitra BPR Komunal pun turut diuntungkan, yang terlihat dari pertumbuhan asset dan profitabilitas mereka yang signifikan. “Bahkan ada yang berhasil membalikkan keadaan rugi menjadi profit setelah bekerjasama dengan Komunal,” ungkap Hendry.

Ke depan Komunal akan terus memperkuat posisinya demi mencapai misi mendorong inklusi keuangan di Indonesia. “Caranya dengan mengombinasikan antara teknologi untuk mempermudah penyaluran deposito ke ratusan BPR di seluruh Indonesia dan berkolaborasi dengan BPR di berbagai daerah untuk penyaluran kredit UMKM, terutama di kota-kota tier 2 dan 3,” ujar Hendry.

Kekuatan Komunal sendiri terus bertumbuh sejak berdiri di tahun 2019. Hingga kini Komunal telah mengumpulkan total funding sebesar US$11,3 juta dari berbagai perusahaan modal ventura terkemuka. “Volume business Komunal telah berkembang pesat dari penyaluran kredit sebesar Rp 70 miliar di tahun 2019 ke total transaksi deposito dan pinjaman sebesar Rp 3,6 triliun pada tahun 2022,” urai Hendry.

Adapun di kuartal pertama tahun 2023, Komunal mencatat Rp 1,75 triliun total transaksi deposito dan pinjaman UMKM, bertumbuh 3,5 kali lipat dari transaksi pada periode yang sama di tahun 2022.

Selain memperkuat kemitraan dengan BPR, strategi lain Komunal untuk bertumbuh yakni dengan membuka kantor di Jakarta, dari sebelumnya yang berada di Surabaya, Jawa Timur. “Alasan utama pembukaan kantor di Jakarta adalah untuk men-support ekspansi bisnis Komunal untuk ke depannya. Sehingga dengan berbagai strategi dan juga kekuatan SDM kami yakin akan dapat mencapai misi kami untuk mendukung inklusi keuangan di Indonesia melalui digitalisasi BPR,” urai Hendry menutup penjelasannya.

Sedikit melihat ke belakang, Komunal sendiri awalnya didirikan di tahun 2019 sebagai perusahaan fintech Peer to Peer Lending (P2P) yang menghubungkan UMKM berpotensi dengan para pemberi dana untuk mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Seiring dengan perkembangan bisnis, Komunal mendirikan entitas baru DepositoBPR by Komunal, sehingga Komunal saat ini telah menjadi group of companies. ###

Continue Reading

Trending