Ragam Berita
Peluncuran Buku Putih “Memobilisasi Pembiayaan Infrastruktur Pengumpulan dan Pemilahan Sampah Sirkular”
Sebuah kajian dari Systemiq memaparkan tentang bagaimana meningkatkan
kualitas sistem pengumpulan sampah, dan menjadikannya menarik bagi investor serta mendorong peningkatan yang diperlukan untuk perubahan sistem yang positif.
Buku putih ini diharapkan dapat menjadi masukan awal dan menjadi bahan diskusi yang lebih lanjut bagi eksplorasi dan pengembangan skeam investasi infratsruktur pengelolaan sampah di Indonesia.
Penelitian dan temuan dalam buku putih ini berdasarkan pada pembelajaran
Systemiq dalam mengembangkan dan meningkatkan sistem persampahan berbiaya rendah dan berkelanjutan di beberapa kabupaten di Indonesia, dan diperkaya dengan hasil diskusi bersama dengan pemerintah, lembaga pembiayaan pembangunan dan stakeholder terkait lainnya.
Buku putih ini disusun dalam kemitraan dengan Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman dan Investasi dan didukung oleh Partnering for Green
Growth and the Global Goals 2030 (P4G).
Fokusindonesia.com, Jakarta, 27 Juni 2023. Hari ini, Systemiq meluncurkan publikasi terbaru tentang bagaimana bauran pembiayaan dapat berkontribusi terhadap perbaikan infrastruktur pengumpulan dan
pemilahan sampah sirkular sehingga menjadi lebih menarik bagi investor, dan membantu mendorong pendanaan yang dibutuhkan untuk meningkatkan sistem persampahan yang berkelanjutan. Buku putih ini disusun bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi, dan didanai oleh Partnering for Green Growth and the Global Goals 2030 (P4G).
Di seluruh dunia, lebih dari dua miliar orang tidak memiliki akses terhadap sistem pengelolaan sampah yang efektif. Dengan produksi sampah global yang diperkirakan akan tumbuh hingga
lebih dari 1 milyar ton hingga 2050, kesenjangan pendanaan ini menimbulkan ancaman besar
bagi kesehatan manusia dan planet. Di Indonesia sendiri, sekitar 55% atau lebih dari 120 juta masyarakat Indonesia tidak memperoleh akses ke sistem persampahan, yang mengakibatkan
40 juta ton sampah berakhir ke lingkungan setiap tahunnya. Kurangnya investasi di sektor ini mengakibatkan pengelolaan sampah yang tidak efisien, yang berkontribusi pada peningkatan
emisi Gas Rumah Kaca (GRK), dan menempatkan Indonesia pada peringkat ketiga penghasil emisi terbesar di sektor persampahan global.
Adapun jumlah investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pengumpulan sampah
sirkular yang memadai diperkirakan mencapai 4 miliar dollar AS dan kesenjangan tersebut
tidak dapat diisi oleh hibah filantropi. Untuk mengatasi masalah ini, laporan “Memobilisasi Bauran Pembiayaan untuk Infrastruktur Pengumpulan dan Pemilahan Sampah Sirkular” menjabarkan usulan untuk meningkatkan kualitas sistem pengumpulan sampah, yang
mengarah pada sejumlah peningkatan yang diperlukan untuk perubahan sistem secara lebih baik.
Saat ini, pemerintah Indonesia tengah memprioritaskan solusi pembiayaan berkelanjutan yang inovatif untuk mempercepat pembangunan nasional yang berkelanjutan dan menjadi pelopor
pembangunan rendah karbon di tingkat global. Secara teknis, bauran pembiayaan telah menjadi
landasan agenda kepemimpinan untuk pembiayaan berkelanjutan di Indonesia, dengan menggunakan modal pembiayaan pembangunan publik dan/atau filantropis untuk mendorong
tambahan pembiayaan komersial dari pihak swasta eksternal untuk investasi yang berkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).
Laporan dan temuan dalam studi ini dirangkum dari pengelaman Systemiq di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk melalui Program STOP, yang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia serta pemangku kepentingan lainnya untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang komprehensif dan berkelanjutan secara ekonomi dan mengikuti prinsip ekonomi sirkular.
Seruan dari pemerintah, industri dan organisasi masyarakat sipil untuk hasil yang ambisius dari negosiasi Perjanjian Plastik Global (National Plastic Treaty) yang sedang berlangsung, menyoroti perlunya solusi inovatif untuk menangani seluruh siklus hidup plastik. Andre Kuncoroyekti, Direktur Tata Kelola di Systemiq menyampaikan, “untuk dapat memenuhi
target pengelolaan sampah yang ambisius, infrastruktur pengelolaan sampah perlu segera
ditingkatkan. Namun, pengelola persampahan dan pemerintah saat ini tengah menghadapi
sejumlah hambatan terhadap akses investasi yang dibutuhkan untuk mendorong transformasi
ini. Skema bauran pembiayaan yang disajikan dalam laporan ini menggabungkan serangkaian
solusi yang komprehensif dan praktis untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
Selain itu, laporan ini merekomendasikan langkah-langkah staretgis bagi pemangku kepentingan utama pengelolaan sampah dan pembiayaan infrastruktur, serta menguraikan perubahan sistemik yang diperlukan untuk membuka akses investasi di luar pendanaan hibah.”
Bapak Rofi Alhanif, Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dalam kegiatan peluncuran buku putih Memobilisasi Bauran Pembiayaan untuk Infrastruktur Pengumpulan dan Pemilahan Sampah Sirkular yang dihadiri oleh sejumlah kelemterian, lembaga, dinas, instansi dan lembaga Development Finance Institution (DFI) terkait, mengemukakan, “Selama penyusunan laporan kajian ini, momentum dan optimisme sektor persampahan Indonesia semakin meningkat.
Saat ini, Indonesia berada dalam kondisi yang tepat untuk melakukan transformasi pengelolaan
sampah di seluruh wilayahnya, yang ditandai dengan semakin banyaknya dukungan dan
antusiasme dari berbagai pihak, termasuk dari Lembaga Pembiayaan Pembangunan (DFI) yang
terus mencari upaya pembiayaan bersama yang ‘layak investasi’ guna mendukung transisi
global menuju ekonomi sirkular. Selain itu, pemerintah daerah pun turut menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam berprogres melawan ’darurat sampah’.”Laporan “Memobilisasi Bauran Pembiayaan untuk Infrastruktur Pengumpulan dan Pemilahan
Sampah Sirkular” (Red)